Apa yang dilakukan Allah ketika belum menciptakan alam semesta? Dimana Dia?

 


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

            Semua yang terlihat sekarang ini merupakan ciptaan dan kita juga harus bersyukur karena kita juga telah diciptakan. Pernahkah kita bertanya ketika segala sesuatu ini belum ada kira-kira ada apa saja di alam semesta ini? Pembahasan kita kali ini mengenai beberapa pertanyaan yang mungkin sering muncul ketika seseorang mulai tumbuh dewasa dan menanyakan Tuhannya, serta orang-orang yang dilingkupi oleh bisikan setan. Silakan simak karena ini akan membuka wawasan baru bagi kita semua. Insyaallah

            Mungkin ketika kita sedang terdiam sempat terbesit di pikiran nya beberapa pertanyaan. Siapa yang menciptakan Allah dan bagaimana rupa Allah. Jika pikiran itu menyelimuti kita sebaiknya segera kita buang jauh-jauh pikiran itu karena akal manusia sangat terbatas dan tidak akan mampu menjangkaunya ditambah lagi pertanyaan seperti itu sangat dilarang oleh Rasulullah. Dalam Hadist Riwayat Bukhari disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Setan senantiasa mendatangi salah seorang dari kalian seraya berkata: Siapa yang menciptakan ini? dan Siapa yang menciptakan itu? Hingga akhirnya dia bertanya ‘lantas siapa yang menciptakan Tuhanmu?’. Bila sudah sampai seperti itu maka hendaklah dia meminta perlindungan kepada Allah dan menghentikannya”. Yang namanya Tuhan itu tidak ada yang menciptakan jika Tuhan diciptakan berarti dia bukan Tuhan. Tidak ada yang namanya awal keberadaan Tuhan dan Tuhan juga tidak akan menciptakan Tuhan. memang akan sangat sulit untuk menghilangkan pikiran itu karena iblis akan terus membisiki kita, untuk itu kita butuh penjelasan yang logis.

            Kita percaya jika materi tidak akan ada jika tidak ada yang menciptakan dan ada sebuah teori kalau terciptanya alam semesta terbentuk dari atom dan teori ledakan Big Bang. Teori ini tentu menimbulkan pertanyaan lain, Siapa yang menciptakan atom. Karena tidak mungkin jika secara tiba-tiba atom tersebut terbentuk dengan sendirinya. Dari pemikiran logis ini maka manusia harus mengakui adanya sang pencipta Tuhan Yang Maha Tunggal. Tetapi ia sendiri tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Orang-orang yang berakal tentu akan sadar keberadaan Allah sebagai awal dari segalanya “Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ya Tuhan kami tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka” QS. Al Imron : 191.

            Pertanyaan berikutnya tentang memikirkan bagaimana rupa Allah ini juga termasuk sesuatu yang dilarang. Tetapi ada kisah yang mungkin bisa menenangkan pikiran kita dan berhenti untuk memikirkannya lagi. Allah tidak sama dengan apapun yang ada di dunia ini, misalnya jika kita pernah membayangkan Allah itu punya tangan seperti makhluk atau mirip sesuatu yang ada di dunia, kita bisa dipastikan anggapan itu salah, karena keindahannya sang Pencipta tidak akan sama dengan makhluk “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” QS al-ikhlas : 4. Pada ayat ini Allah sebagai Tuhan ingin mengatakan secara terus terang kepada semua makhlukNya bahwa dia tidak ada yang menyamai manusia juga tidak akan bisa melihat Allah dengan mata kepalanya sendiri sampai dia mati. Jangankan kita manusia biasa, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pun tidak pernah melihat Allah secara langsung. Beliau  hanya melihat cahaya yang menjadi hijab atau penghalang antara diri beliau dengan Allah ketika Isra Mi'raj, begitu juga kisah Nabi Musa Alaihissalam yang ingin bertemu Allah langsung di Bukit Sinai Tapi sebelum Allah datang beliau malah jatuh pingsan.

            Kita tidak berdosa jika sebagian dari kita ada yang pernah terbesit dalam pikirannya dimana Allah sebelum menciptakan alam semesta jangankan kita sebagai hamba biasa. Sahabat pun pernah bertanya hal ini dalam Hadist Riwayat At-Tirmidzi “Abu Razin berkata: aku pernah bertanya wahai Rasulullah. Dimanakah Allah sebelum Dia menciptakan makhlukNya? beliau menjawab ‘Dia berada di Ama’ (awan) yang tinggi, di atas dan di bawahnya tidak ada udara dan dia menciptakan arsyNya di atas air.” Ahmad bin Mani’ berkata: Yazid bin Harun berkata: istilah ama’ adalah tidak ada sesuatu pun bersamanya Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini Hasan hadits. Secara bahasa ama’ sendiri berarti buta atau kebutaan, bisa diartikan ama ini adalah suatu tempat yang tidak diketahui bentuk dan wujudnya kecuali Allah saja yang mengetahuinya namun agar lebih mudah dipahami dalam terjemahan hadits dituliskan dengan kata awan, namun awan di sini bukan seperti awan yang biasa kita lihat. Ama’ disini awan ghaib yang tidak ada angin baik di atas maupun di bawahnya yakni awan yang tidak dibawa oleh apapun. Dengan kata lain ama’ adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh imajinasi dan tak bisa digapai oleh akal dan pemahaman manusia. Di sana tidak ada udara tidak ada benda apapun bahkan tidak ada waktu, di sanalah Allah kemudian bersemayam pada arsyNya di atas air. Jika memikirkan  bagaimana bentuk arsy dan cara Allah bersemayam di atas arsyNya, itu adalah sesuatu yang dilarang. Keberadaan arsy sudah disebutkan dalam Alquran maupun hadis “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah singgasananya sebelum itu di atas air” QS Hud : 7.

            Allah telah ada sebelum segala sesuatunya ada. Allah menciptakan alam semesta beserta isinya bukan berarti Allah butuh tetapi justru itu menjadi tanda kekuasaan jika Allah itu mampu menciptakannya. Sama halnya ketika Allah menciptakan manusia, bukan berarti Allah membutuhkan manusia untuk menyembahnya tetapi kitalah yang membutuhkan Allah. Untuk itu janganlah kita menjadi orang yang sombong.

            Selanjutnya ada pertanyaan apa yang dilakukan Allah sebelum diciptakan alam semesta? Pertanyaan ini sering dikemukakan oleh para filsuf besar dan pertanyaan seperti ini muncul karena berpikir Tuhan itu sama dengan manusia dalam pusaran ruang dan waktu. Padahal Tuhan tidaklah terikat hukum-hukum alam yang di mana hukum-hukum alam itu adalah ciptaannya sendiri. Tuhan tidak menempati ruang dan tidak berwaktu. Pertanyaan yang tidak bisa dijawab karena pertanyaannya menggunakan kata “sebelum” yang menandakan terikat dengan waktu itu sendiri, sedangkan Allah tidak berwaktu. Waktu itu adalah penghitung gerak atau ukuran gerak, jadi jika tidak ada gerak tidak akan ada yang namanya waktu. Karena tuhan yang menciptakan waktu maka tidak logis jika Tuhan dikatakan sebagai sesuatu yang berwaktu “Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, dan Dia berkehendak menciptakan langit lalu dijadikannya tujuh langit Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” QS Al-Baqarah : 29. Keberadaan Allah yang sendirian tanpa apapun ini tidak bisa dijangkau oleh akal kita sebab itu diluar pemahaman manusia. Manusia tak dapat membayangkan kesendirian total tanpa waktu dan tempat itu. Jadi di antara kesempurnaannya, Dia tidak berada dalam waktu dan tidak terikat dengan ikatan waktu, kalau dia tidak berwaktu maka tidak ada ruang bagi kita untuk bertanya apa yang dilakukan Allah sebelum menciptakan alam semesta. Kesimpulannya tidak ada jawaban yang jelas baik dari Al-Quran maupun hadist yang menjelaskan secara tepat apa yang dilakukan Allah sebelum penciptaan alam semesta.

            Ulasan ini hanya untuk mengakali apa yang sudah jelas tak bisa dijangkau oleh akal dan ingat menggunakan akal dalam agama adalah cara yang membahayakan iman. Agama tidak bertentangan dengan akal akan tetapi tidak semua yang berkaitan dengan agama bisa dijelaskan dengan akal. Kajian ilmiah belum tentu bisa mendukung keimanan dalam beragama. Jangan membangun iman dengan kajian ilmiah karena kita bisa tersesat. Wallahualam.

            Sekian artikel dari kami. Sampai jumpa di artikel selanjutnya
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




Comments